Skip to main content

Pengacara Terkemuka Ditembak di Papua Barat

Yan Christian Warinussy mulai pulih, tapi tak ada tersangka yang ditangkap

Ketika pengacara hak asasi manusia Yan Christian Warinussy kembali ke rumah dari pengadilan, tempat dia biasa lakukan sidang, pada 17 Juli, anak bungsunya Mario, umur 10 tahun, minta dibelikan es krim. Warinussy melepas dasi, mengajak ketiga anaknya dan seorang keponakan naik mobil, dan mereka pun pergi ke pusat kota Manokwari, Papua Barat.

Yan Christian Warinussy di luar kantor polisi Manokwari, Papua Barat.  © Privat

Warinussy, 60, adalah direktur Lembaga Penelitian, Pengkajian, dan Pengembangan Bantuan Hukum di Manokwari, dan menangani banyak kasus hak asasi manusia penting selama dua dekade terakhir. Pekerjaannya selama bertahun-tahun telah mendatangkan beberapa musuh baginya.

Dalam perjalanan, Warinussy berhenti untuk menarik uang dari anjungan tunai mandiri di sebuah bank. Ketika ia menyeberang jalan kembali ke mobil, yang sedang menunggu, ia berdiri di pemisah jalan selebar satu meter untuk menunggu lalu lintas. Tiba-tiba, seperti dikatakannya kepada saya, ia mendengar suara seperti ketapel. “’Tek … hentakan di dada saya,” kata Warinussy. " Saya langsung pikir, ‘Saya kena tembak.’"

"Saya tidak perhatikan kendaraan yang melaju. Ke arah atap toko dan bank. Apakah ada sniper?"

Ketika dia masuk ke mobil, putrinya Winny berteriak, "Bapa ini ada luka, ada darah.”

Mereka beranjak menuju kantor polisi Manokwari. Polisi membawanya ke rumah sakit, di mana petugas menemukan sebuah peluru timah hitam yang jatuh ke lantai  ketika Warinussy sedang lepas ban pinggang untuk jalani pemeriksaan medis. Menurut dokter yang menanganinya, Warinussy tak mengalami cedera serius, dan bahwa peluru tersebut kemungkinan besar mengenai tulang tanpa menembus tubuhnya.

Kapolda Papua Barat, Inspektur Jenderal Jhonny Edison Isir, mengunjungi Warinussy di rumah sakit, dan menjanjikan penyelidikan menyeluruh.

Sejauh ini, polisi telah menemukan cuplikan rekaman kamera pengawas (CCTV) yang memperlihatkan sebuah minivan Toyota Raize berwarna hijau tua yang melintas, dan diduga penembaknya membidik Warinussy dari jarak dekat.

Warinussy sekarang sedang memulihkan kebugaran di rumah, namun keluarga, teman, dan kliennya khawatirkan adanya serangan lebih lanjut - yang lebih serius. Pihak berwenang perlu melakukan investigasi yang serius guna mengidentifikasi dan mengadili mereka yang bertanggung jawab. Pemerintah perlu memastikan agar para pembela hak asasi manusia dilindungi, termasuk dari orang-orang yang mereka hadapi di pengadilan.

Your tax deductible gift can help stop human rights violations and save lives around the world.

Region / Country